Pada zaman dahulu kala di sebuah desa dekat
hutan, hiduplah seorang janda yang bernama Mbo rondo. Mbok rondo setiap hari
mencari kayu bakar ke hutan untuk dijual ke pasar. Ia hidup berkecukupan, namun
mbok rondo belum bahagia, karena ia belum mempunyai seorang anak. Setiap malam
mbok rondo berdoa, agar keinginannya terkabulkan untuk mempunyai seorang anak.
Pada suatu malam ketika mbok rondo sedang
berdoa, tiba-tiba sang raksasa yang sakti dan buas mendengar doa mbok rondo.
Kemudian sang raksasa itu berkata.
“Hai …., manusia aku akan membantumu”
dengan sangat ketakutan mbok rondo, menjawab permintaan
itu.
“Berikan ….., hamba akan mempunyai seorang anak”.
“Ya …., tapi ada syaratnya” kata sang raksasa.
“Apa syaratnya, tuanku”. tanya mbok rondo.
“Jika kelak anakmu dewasa, kau harus berikan kepadaku”
“Baiklah hamba setuju” jawab mbok rondo.
Kemudian sang raksasa itu pergi meninggalkan mbok
rondo.
Pada suatu hari ketika mbok rondo sedang mencari kayu
bakar, tiba-tiba ia menemukan sebuah timun yang besar dan bersinar, ia pun membawa
timun itu pulang, dan segera membelah timun itu, ternyata timun itu berisi bayi
perempuan mbok rondo pun sangat senang dan ia memberi nama kepada bayi itu
timun emas.
Hari, minggu, bulan dan tahunpun silih
berganti. Timun Emas bertambah hari bertambah cantik, sehingga mbok rondo sangat
cemas teringat janjinya dulu.
Suatu malam ketika Timun Emas sedang tidur
nyenyak tiba-tiba raksasa yang sakti dan buas menghampiri mbok rondo.
“Hai ……, manusia aku datang kesini untuk menagih
janjimu, mana Timun Emas bukankah dia telah menjadi seorang gadis cantik,
waktumu telah habis bersamanya” tanya sang raksasa,
“Ampun tuanku, anak hamba belum siap
dibawa, 5 hari lagi datanglah kembali” jawab mbok rondo kemudian raksasa yang
sakti dan buas itupun pergi meninggalkan mbok rondo.
Lima haripun telah berlalu, raksasa itu datang
kembali “Hai … manusia aku datang kesini untuk menagih janjimu yang dulu”. tanya
sang raksasa.
“Maaf tuanku, anak hamba belum selesai
menyiapkan bekalnya, tiga hari lagi datanglah kembali jawab mbok rondo.
Kemudian dengan sangat marah raksasa itu
pun pergi.
Tiga hari kemudian sebelum sang raksasa
datang, Timun Emas dipanggil oleh ibunya dan menceritakan janjinya dulu kepada
raksasa.
“Timun Emas anakku, bukalah benda-benda ini
biji mentimun, duri, dan terasi, kelak akan berguna bagimu. “Kata ibunya sambil
menangis.
Timun Emas pun keluar lewat pintu belakang.
Ketika sang raksasa datang, ia menunggu timun mas, dikiranya timun mas keluar
lewat pintu depan. tetapi ia sangat marah ketika tahu ia telah ditipu oleh mbok
rondo.
Sang raksasa itu pun segera mengejarnya,
ketika ia sudah hampir dekat, timun mas pun segera menyebarkan biji mentimun
itu.
Sesaat tempat itu berubah menjadi hutan
mentimun, lalu raksasa itu pun asyik memakan mentimun-mentimu itu, sehingga ia lupa kepada Timun Mas.
Setelah kenyang sang raksasa barulah ingat, Timun Mas telah lari jauh.
Kemudian raksasa itu segera mengejar timun
mas, setelah hampir dekat timun mas pun segera menyebarkan duri satu per satu, sesaat
tempat itu berubah menjadi hutan yang berduri sehingga raksasa itu merongrong
kesakitan.
“Hai … Timun Mas, jangan lari kau, aku akan
mengejarmu”, teriak raksasa.
Kemudian Timun mas terus berlari dan dengan
bekal yang tinggal satu-satunya ia sangat cemas.
Ketika sang raksasa telah berhasil keluar
dari hutan yang berduri, ia segera mengejar timun mas kembali.
Setelah hampir dekat timun mas pun sangat
ketakutan, kemudian ia segera melemparkan bekalnya yang tinggal satu terasi.
Sesaat tempat itu berubah menjadi lautan
yang berlumpur hingga tak seorangpun yang dapat melewatinya termasuk sang
raksasa yang sakti dan buas itu.
Dikiranya raksasa dapat melewati lautan
yang berlumpur itu, ia mencoba berenang namun usahanya sia-sia. Ia tenggelam di
lautan yang berlumpur.
Timun Mas pun selamat, ia segera bersujud
kepada Alloh berkat Rahmat Nya lah ia selamat.
Timun Mas pun kembali menelusuri jalan yang
menuju pondok ibunya.
Setelah ia bertemu dengan ibunya, merekapun
saling berpelukan.
Akhirnya hidup mereka bahagia tanpa
gangguan dari raksasa itu.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar